Jika cobaan kita sepanjang suangai.........maka kesabaran kita harus seluas samudra, jika pengurbanan kita seluas bumi....., keikhlasan kita harus seluas angkasa membentang

Jumat, 07 September 2012

PENDEKATAN HUMANISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Psikologi Pendidikan mempunyai dua stream utama; yang pertama memfokuskan pada peranan pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa (Disebut Direct Instruction), dan yang kedua memfokuskan pada keluaran afektif, yaitu belajar tentang bagaimana belajar, dan meningkatkan kreativitas serta potensi manusia (Gerakan Humanistic Education), yang dominan di Amerika mulai awal tahun 1970-an. Gerakan pendidikan humanistik merupakan penerus gerakan pendidikan progresifnya John Dewey tahun 1920-1930-an, yang merupakan gerakan reaksi terhadap penggunaan drill & rote learning berlebihan dari sekolah tradisional. Hal penting pada pendidikan humanistik adalah siswa harus mempunyai substantial hand dalam mengarahkan diri mereka, memilih apa yang akan dipelajari, sampai tahaf mana ia akan belajar, kapan dan bagaimana ia akan belajar. Gagasan tersebut dimaksudkan agar siswa memiliki self directed, self-motivated, dan bukan sebagai penerima pasif informasi. Pendidikan humanistik menyentuh tujuan afektif sebanyak tujuan kognitif. Untuk mencapai tujuan afektif misalnya, Glasser & Lefkowitz (dalam Slavin, 1991) menyelenggarakan class meeting untuk mendiskusikan problem-problem interpersonal, nilai-nilai seperti tenggang rasa, kerjasama, kejujuran, saling menghormati, dsb. Pendidikan humanistik menolak kenaikan kelas, menolak memberi nilai pada tes-tes standar, melainkan dengan evaluasi tertulis terhadap pemecahan masalah nyata, atau melakukan kegiatan eksperimen. Prinsip lain pendidikan humanistik adalah bahwa pendidikan harus mengajar siswa bagaimana belajar, mengevaluasi belajar dan hasil belajar untuk kepentingan siswa sendiri. Oleh karena itu pendidikan humanistik seringkali memakai aktivitas opened-ended dimana siswa harus memperoleh informasi, membuat keputusan, memecahkan problem, dan mencipta produk sendiri. Misalnya guru sejarah sebelum mengajar sejarah Mesir kuno, ia minta siswanya mengunjungi musium lokal untuk melihat benda-benda hasil karya orang Mesir, tanpa bimbingan atau informasi apapun dari guru. Para siswa diminta menuliskan impresi mereka dalam jurnal, dan membuat hipotesis tentang arti dan makna karya tersebut. Kemudian mereka kembali ke kelas dan mempelajari sejarah Mesir selama dua minggu, belajar sistem penomeran orang Mesir, belajar geografi Mesir, dan membandingkan Mesir kuno dan Mesir modern. Pada akhir aktivitas siswa dibawa lagi ke musium untuk membandingkan hipotesis-hipotesis mereka dengan apa yang ia ketahui sekarang tentang Mesir. Tujuan yang dicapai ada dua: (1) pemahaman sejarah Mesir, (2) memberi pengalaman pada siswa meneliti sesuatu untuk dirinya sendiri, pengalaman menggunakan fikiran dan imaginasinya untuk belajar, memberi pengalaman betapa kayanya dunia dengan informasi—yang hanya dapat dimengerti apabila kita mengetahui bagaimana kita mendapatkan informasi tersebut, dan memberikan pengalaman bahwa belajar itu menyenangkan. Program pengajaran yang paling dekat dengan humanistic education pada awal tahun 1970-an adalah open-school atau open classroom. Open school menggunakan learning stations (lingkungan belajar) yang berisi proyek-proyek tugas/kerja, buku kerja dengan unit-unit belajar yang terindividual. Peranan pendidik adalah melaksanakan segala sesuatu untuk membantu individu membangun jati diri dan konsep dirinya. Siswa dilibatkan dalam proses belajar dengan diberi pengalaman-pengalaman sukses, diakui, diterima, dan dihargai. Di sini pendidik memperlakukan siswa sebagai manusia dengan segala kebutuhannya. Pendekatan humanistik menguraikan bahwa motivasi adalah daya internal yang menyebabkan manusia tumbuh, berkembang, dan merealisasi potensi-potensinya. Tidak ada istilah siswa tidak memiliki motivasi, karena setiap orang memiliki “prinsip berkembang” dari dalam dirinya, yang memberi energi dan mengarahkan perilaku (Combs & Avila, dalam Eggen & Kauchak, 1997). Menurut pandangan humanistik, motivasi siswa bergantung pada bagaimana pandangan siswa mengenai dirinya sendiri sebagai manusia dan bagimana ia melihat kontribusi sekolah bagi perkembangannya. Jika sekolah atau kelas dan pelajaran bersifat personal dan penuh arti, maka siswa termotivasi untuk belajar, jika tidak maka siswa tidak termotivasi. Pengajaran yang baik adalah “suatu proses yang mengundang siswa untuk melihat dirinya sebagai orang yang mampu, bernilai, dan mengarahkan diri sendiri, dan mendorong mereka untuk berbuat sesuai dengan persepsi dirinya tersebut” (Purkey & Novak, dalam Eggen & Kauchak, 1997). Kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan seperti “Mengapa kita harus mempelajari bahan ini?” dan “membantu siswa untuk melihat hubungan antara apa yang sedang mereka pelajari dengan perkembangan personal mereka” merupakan faktor kritis bagi motivasi dan belajar. Psikologi humanistik tidak hanya menekankan pada faktor lingkungan (teori behavioral) saja, atau instink internal (teori psikoanalisis) saja, tetapi menekankan secara imbang antara faktor fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal, serta interaksi antara semua faktor, yang mempengaruhi belajar dan motivasi belajar. Psikologi humanistik memfokuskan pada persepsi, respon terhadap kebutuhan internal individu, dan dorongan aktualisasi diri, atau menjadi apapun yang ia inginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997). Iklim atau suasana kelas merupakan perkembangan dari hubungan antara guru dan siswa secara kolektif. Kelas dengan pendekatan humanistik merupakan lingkungan yang safe dimana siswa percaya bahwa mereka dapat belajar dan berharap melakukannya dengan iklim yang seperti itu. Dua unsur proses belajar-mengajar yang esensial bagi psikolog humanistik: (1) hubungan antara guru dan siswa, serta (2) iklim atau suasana kelas (Hamachek, dalam Eggen & Kauchak, 1997). Guru yang penuh perhatian (care) dan bersifat mendukung (supportive), mempercayai setiap siswa sebagai seorang individu, dan mempertimbangkan perkembangan personal dan keadaan emosional dalam semua perlakuan pembelajaran yang mereka lakukan, merupakan sikap yang harus dimiliki guru dalam pendekatan humanistik. Sumbangan psikologi humanistik misalnya: memberi pengalaman sukses kepada siswa; mengakui, menghargai dan menerima siswa apa adanya, jangan membodoh-bodohkan siswa, terbuka menerima pendapat dan pandangan siswa tanpa menilai atau mencela, terbuka untuk komunikasi dengan siswa, dan tidak hanya menghargai potensi akademik. Untuk aktivitas-aktivitas kreatif, guru jangan banyak memberikan aturan, memberi keamanan psikologis, menceritakan pengalaman, menulis cerita, menghargai usaha, imaginasi, fantasi dan inovasi siswa, sediakan banyak buku bacaan, aktivitas brainstorming. Di sadur dr Psikologi Pendidikan by R.E. Slavin

Selasa, 06 Desember 2011

IKMS 1

PETUNJUK PENGISIAN.

Instrumen IKMS ini bukanlah sebuah tes ataupun ujian, melainkan sebuah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengganggu siswa berkaitan dengan tugas perkembangan peserta didik tingkat sekolah menengah Atas / Madrasah Aliyah ( SMA / MA ) yang berhubungan dengan masalah-masalah pribadi, sosial, belajar dan karier.

Diharapkan Anda membaca, kemudian menjawab dengan jujur dan sungguh-sungguh, agar dapat dipergunakan sepenuhnya untuk membantu mengatasi permasalahan yang sedang Anda hadapi, dan dapat dipergunakan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat. Semua jawaban Anda sepenuhnya akan dirahasiakan.

Langkah pengisian :
A. Baca daftar masalah dengan teliti, dan beri tanda silang ( X ) pada nomor di lembar jawab yang sesuai dengan keadaan diri Anda saat ini.
B. Bila ada permasalahan lain yang tidak terdapat dalam daftar masalah, silahkan isikan pada kolom titik-titik yang disediakan dalam lembar jawab.
C. Baca kembali semua jawaban Anda, kemudian cantumkan nomor-nomor yang dirasa sangat berat atau sangat mengganggu pada kolom yang disediakan dalam lembar jawab.



Terima kasih.






A. Bacalah dengan seksama pernyataan-pernyataan permasalahan berikut ini dan tandailah masalah-masalah yang menjadi keluhan dan sedang mengganggu Anda sekarang ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada nomor masalah yang sesuai pada lembar jawab yang di sediakan.

001 Ingin mengenal lebih dalam tentang fasilitas kesehatan yang disediakan sekolah.
002 Sukar menyesuaikan diri dengan keadaan sekolah.
003 Ingin mengenali lebih dalam pada sarana dan kegiatan ibadah yang ada di sekolah.
004 Kurang mengenal jenis kegiatan sekolah yang bisa digunakan untuk mengisi waktu senggang.
005 Kurang mengenal tentang koperasi dan kantin sekolah.
006 Ingin mengenal lebih dalam dengan teman dalam satu kelas.
007 Ingin mengetahui tentang kegiatan solidaritas yang menjadi program sekolah.
008 Kurang mengetahui organisasi yang ada di sekolah.
009 Ingin mengenal lebih dalam dengan semua guru dan karyawan di sekolah.
010 Ingin mengenal dengan keanggotaan komite sekolah.
011 Ingin mengenal tentang struktur kurikulum yang berlaku saat ini.
012 Ingin mengenal program yang diselenggarakan sekolah dalam meningkatkan kemampuan berbahasa asing.
013 Ingin mengetahui sarana multimedia yang ada di sekolah.
014 Ingin mengenal program sekolah berkaitan dengan kemampuan TIK siswa.
015 Kurang mengenal semua fasilitas yang mendukung proses belajar di sekolah.
016 Membutuhkan pengenalan ekstrakurikuler yang menunjang belajar saya.
017 Ingin mengenal pekerjaan yang berkaitan dengan kesehatan yang mendukung cita-cita saya.
178 Saya memiliki masalah dengan teman berkaitan dengan pilihan ekstra kurikuler yang saya ambil.
179 Orang tua tidak setuju pada rencana pendidikan lanjutan pilihan saya.
180 Beda pendapat dengan saudara berkaitan dengan pilihan jurusan yang saya ambil.

B. Tulislah masalah yang Anda alami saat ini yang tidak terdapat dalam pernyataan-pernyataan di atas pada lembar jawab yang telah disediakan.

C. Lihatlah kembali masalah-masalah yang telah Anda tandai. Dari masalah-masalah tersebut, cantumkan nomor-nomor masalah yang amat berat atau amat mengganggu Anda saat ini pada lembar jawab yang telah disediakan.



-o0 TERIMA KASIH 0o-











159 Memiliki teman yang tidak berminat melanjutkan padahal menurut saya dia mampu.
160 Ingin membantu teman yang mengalami kesulitan memperoleh informasi tentang pendidikan lanjutan.
161 Saya memiliki masalah dengan salah seorang guru yang tidak mengetahui bahwa saya memiliki kelemahan fisik.
162 Dimusuhi / dibenci guru tanpa tahu sebabnya.
163 Saya sedang punya masalah dengan salah seorang guru yang mengetahui di HP saya ada gambar tidak layak.
164 Saya punya masalah dengan teman sepermainan.
165 Saya memiliki masalah dengan orang tua berkaitan dengan keuangan.
166 Saya memiliki masalah dengan teman sekelas.
167 Saya sedang konflik dengan seseorang dari kakak / adik kelas.
168 Saya sedang bermasalah dengan pacar saya.
169 Saya memiliki masalah dengan tetangga.
170 Saya sedang didiamkan salah seorang anggota keluarga.
171 Saya memiliki masalah dengan petugas perpustakaan, sehingga menjadikan berkunjung masuk ke sana.
172 Saya sedih karena memiliki masalah dengan salah seorang guru mata pelajaran.
173 Kurang semangat belajar karena orang tua tidak membelikan sarana belajar yang pernah dijanjikan.
174 Guru pilih kasih, dan saya tidak diikutkan dalam olimpiade / kejuaraan.
175 Saya sedang memiliki masalah dengan petugas laboratorium, berkaitan dengan peralatan sekolah.
176 Merasa disisihkan pembina ekstra kurikuler dalam berbagai kegiatan.
177 Orang tua memaksa untuk mengikuti pilihan karier masa depan saya.
018 Ingin mengenal tentang jenis pekerjaan jasa.
019 Ingin mengenal tentang sistem belajar di perguruan tinggi.
020 Ingin mengetahui syarat memasuki pada studi lanjut.
021 Membutuhkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.
022 Ingin mengetahui tentang obat-obatan terlarang dan dampaknya.
023 Membutuhkan informasi tentang kultur sekolah.
024 Kekurangan informasi tentang cara mengisi waktu luang.
025 Membutuhkan informasi pekerjaan yang bisa dilakukan sambil belajar.
026 Membutuhkan informasi tentang cara berkomunikasi yang baik.
027 Ingin mengetahui cara membina hubungan baik dengan teman lawan jenis.
028 Membutuhkan keterangan tentang persoalan seks, pacaran, dan perkawinan.
029 Membutuhkan informasi tentang bagaimana melepaskan diri dari lingkungan pertemanan yang kurang mendukung cita-cita.
030 Ingin mengetahui tentang sikap yang harus dilakukan saat berbeda pendapat dengan orang tua.
031 Kekurangan informasi tentang kesulitan menumbuhkan semangat belajar yang menurun.
032 Membutuhkan informasi tentang cara belajar yang efektif dan efisien.
033 Kurang mengetahui cara memanfaatkan TIK dalam belajar.
034 Membutuhkan informasi tentang cara mempersiapkan diri menghadapi tes / ujian.
035 Membutuhkan informasi cara belajar kelompok.
036 Kekurangan informasi tentang bagaimana memilih kegiatan ekstra kurikuler yang cocok.
037 Membutuhkan informasi tentang berbagai jenis pekerjaan yang memiliki prospek bagus di masa depan.
038 Ingin mengetahui tentang cara menyusun persyaratan melamar pekerjaan.
039 Kekurangan informasi tentang pendidikan lanjutan yang dapat dimasuki setamat sekolah ini.
040 Membutuhkan informasi tentang strategi memasuki pendidikan lanjutan.
041 Memiliki kelemahan pada pendengaran / penglihatan, untuk itu ingin pindah duduk di depan.
042 Kurang senang dengan kondisi kelas.
043 Tidak mempunyai kawan akrab untuk bersama dalam beribadah.
044 Tidak mempunyai kawan akrab untuk bersama-sama mengisi waktu senggang.
045 Bingung memilih antara melanjutkan atau tidak, karena keadaan ekonomi keluarga yang sedang menurun.
046 Kurang senang dengan teman sebangku.
047 Tidak lincah dan kurang mengetahui tata krama pergaulan.
048 Bingung memilih di antara dua orang yang sama-sama disenangi.
049 Tidak betah dengan keadaan lingkungan rumah yang ramai.
050 Sulit memilih antara ikut ayah atau ibu yang sekarang sudah berpisah.
051 Kurang meminati pelajaran atau program jurusan yang dimasuki.
052 Sulit menentukan teknik belajar yang sesuai dengan diri saya.
053 Tidak nyaman belajar di rumah yang kondisinya sempit.
054 Kelompok belajar tidak cocok.
055 Tidak tenang bila duduk di depan, untuk itu ingin pindah ke belakang.
056 Ingin mengikuti kegiatan pelatihan atau kursus tertentu yang benar-benar menunjang proses mencari dan melamar pekerjaan setamat pendidikan.
057 Bingung memilih lembaga kursus belajar yang sesuai.
058 Wajib mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang tidak saya sukai.
059 Pesimis masuk di sekolah karena masa depan tidak jelas.
142 Ingin membantu teman yang memiliki kebiasaan latah.
143 Ingin membatu teman yang belum mau melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya.
144 Memiliki sahabat yang tidak pernah memiliki waktu senggang untuk rekreasi.
145 Ingin membantu kawan yang karena terlalu berhemat menjadi sering sakit-sakitan.
146 Memiliki kawan akrab yang merasa dirinya lebih hebat dari lainnya, sehingga sering konflik dengan lingkungan.
147 Ingin membantu teman yang selalu minder bila bertemu lawan jenis,
148 Ingin membantu kawan akrab yang baru saja diputus oleh pacarnya.
149 Ingin membantu teman yang tidak betah di rumah.
150 Ada teman yang memiliki masalah dengan orang tuanya.
151 Ingin membantu teman yang sulit belajar karena memiliki cacat fisik.
152 Bingung memikirkan teman saya yang setiap kali diajar sulit memperhatikan dan cenderung mengganggu yang lain.
153 Bingung pada teman yang tidak memiliki sarana belajar yang memadai, sehingga sering menggunakan peralatan saya.
154 Kesulitan menghadapi teman sebangku yang tidak memiliki motivasi belajar.
155 Saya memiliki teman yang setiap hari melemahkan semangat belajar saya.
156 Ingin membantu teman yang sampai sekarang masih bingung menyusun cita-cita masa depan.
157 Ingin membantu teman yang masih kesulitan dalam memilih jenis ekstra kurikuler yang harus diikuti.
158 Memiliki teman yang setiap hari mengeluhkan keadaan dirinya yang saat ini disuruh bekerja oleh orang tuanya.
121 Merasa secara jasmaniah kurang menarik.
122 Sering murung dan merasa tidak bahagia.
123 Dilanda ketakutan akibat pernah melanggar norma agama.
124 Kurang berminat atau tidak ada hal yang menarik dalam memanfaatkan waktu senggang yang ada.
125 Mengalami masalah karena ingin berpenghasilan sendiri.
126 Mudah tersinggung atau sakit hati dalam berhubungan dengan orang lain.
127 Kurang mendapat perhatian dari lawan jenis.
128 Pernyataan cinta saya ditolak secara terang-terangan.
129 Bermasalah karena di rumah ada anggota keluarga lain.
130 Ingin mengatasi kondisi keluarga yang sedang dilanda prahara.
131 Mengalami masalah dalam pemahaman penggunaan bahasa / istilah asing.
132 Kesulitan membaca cepat atau memahami isi buku pelajaran.
133 Memiliki masalah dengan sarana belajar yang sering digunakan oleh anggota keluarga lain.
134 Sering gelisah saat pelajaran berlangsung, sehingga berusaha menghilangkannya dengan melakukan kegiatan lain.
135 Khawatir tugas-tugas pelajaran hasilnya kurang memuaskan.
136 Cemas kalau menjadi penganggur setelah menyelesaikan pendidikan.
137 Khawatir tidak mampu menamatkan sekolah dan harus segera bekerja.
138 Untuk memenuhi keuangan terpaksa sekolah sambil bekerja.
139 Tidak bersemangat untuk melanjutkan sekolah.
140 Lulus sekolah ingin bekerja, tetapi orang tua menghendaki untuk melanjutkan pendidikan.
141 Memiliki teman yang selalu mengeluhkan dirinya memiliki tubuh terlalu gemuk / kurus.
060 Belum memiliki rencana yang pasti untuk pemilihan pendidikan lanjutan.
061 Kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang saya miliki.
062 Kurang mampu mengendalikan diri, berpikir dan bersikap positif.
063 Ingin bisa meningkatkan ibadah keagamaan.
064 Kurang bisa memanfaatkan waktu senggang.
065 Tidak mampu mengelola uang saku dengan baik.
066 Sulit mematuhi tata tertib sekolah.
067 Sulit mendengarkan dan memahami pendapat orang lain.
068 Kesulitan bila berbicara dengan lawan jenis.
069 Tidak bisa melihat kebaikan orang lain dan menirunya.
070 Sulit memelihara pakaian dan peralatan rumah tangga yang dimiliki.
071 Sulit menyusun jadwal belajar di rumah dan di sekolah.
072 Sering kali tidak siap menghadapi ujian.
073 Sulit membuat laporan kegiatan / tugas pelajaran.
074 Ingin menghilangkan rasa takut saat mengikuti pelajaran.
075 Sulit bertanya dan menjawab di dalam kelas.
076 Banyak pamflet sekolah lanjutan yang saya baca, tetapi belum satupun yang menarik perhatian dan minat saya.
077 Ingin menyalurkan bakat yang mengarah karier tertentu.
078 Mengalami kesulitan menyalurkan hobi karena keterbatasan fisik.
079 Saya memiliki kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang menghambat dalam menyalurkan bakat.
080 Tidak memiliki kemampuan mengirim pendaftaran pendidikan lanjutan secara online.
081 Saya malu dan kurang terbuka dalam membicarakan masalah seks, pacar dan jodoh.

082 Saya selalu khawatir tidak mendapatkan pacar atau jodoh yang baik/cocok.
083 Saya mengalami masalah setiap hendak pergi ke tempat peribadatan.
084 Saya merasa bingung akan melakukan kegiatan apa, sepulang sekolah atau saat libur sekolah.
085 Saya mengalami kesulitan masalah keuangan keluarga.
086 Merasa diperhatikan, dibicarakan atau diperolokkan orang lain.
087 Cinta saya tidak ditanggapi oleh orang yang saya cintai.
088 Bingung ingin memutus hubungan dengan pacar yang sekarang tidak ada kecocokan.
089 Minder dengan teman di kelas.
090 Orang tua tidak menghendaki saya sekolah di sekolah ini.
091 Takut bertanya / menjawab di kelas.
092 Setiap belajar sulit masuk / memahami.
093 Tidak semangat belajar karena fasilitas belajar kurang memadai.
094 Merasa sebagai anak yang paling bodoh di kelas.
095 Orang tua kurang peduli terhadap kegiatan belajar saya.
096 Saya khawatir akan pekerjaan yang dijabat nantinya tidak memberikan penghasilan yang mencukupi.
097 Bingung belum memiliki cita-cita.
098 Ragu pada tercapainya cita-cita karena orang tua tidak sejalan.
099 Pesimis untuk melanjutkan pendidikan karena biaya sekolah mahal.
100 Merasa tidak memiliki kemampuan kecerdasan yang cukup untuk melanjutkan pendidikan.
101 Ingin mengetahui bahaya rokok, miras dan narkoba.
102 Kurang memahami adanya perbedaan individu.
103 Ingin tahu penyebab dan dampak tawuran.
104 Ingin mengetahui cara mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
105 Ingin mengetahui bagaimana caranya untuk memperoleh beasiswa untuk meringankan beban biaya sekolah
106 Ingin tahu tentang toleransi dan solidaritas.
107 Kurang mengetahui tentang bagaimana hubungan muda-mudi yang wajar dan sehat.
108 Membutuhkan penjelasan tentang mengendalikan perasaan cinta dan pacaran.
109 Kurang mengetahui bagaimana sebaiknya saya berperan dalam lingkungan di sekitar rumah.
110 Kurang tahu dampak kebiasaan sehari-hari di rumah terhadap cita-cita.
111 Tidak tahu kiat-kiat belajar mandiri.
112 Ingin memanfaatkan secara maksimal buku-buku yang ada di perpustakaan.
113 Ingin tahu cara membuat suasana belajar di kelas menjadi nyaman.
114 Ingin mengetahui dampak menyontek pada saat ulangan bagi masa depan.
115 Kurang yakin terhadap kemampuan pendidikan sekarang ini dalam menyiapkan jabatan tertentu.
116 Kurang memahami tentang bagaimana cara memilih pekerjaan.
117 Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai banyaknya penipuan lowongan pekerjaan yang ada pada media.
118 Ingin tahu lebih dalam mengenai pasar bursa dan persyaratannya.
119 Kurang memahami pengaruh pendidikan dengan keberhasilan dalam karier.
120 Memiliki rasa pesimis dengan semakin ketatnya persaingan dalam masuk pendidikan lanjutan.

Dunia Kerja


Bekerja merupakan suatu kebutuhan manusia, dengan bekerja manusia berharap akan dibawa Kepada keadaan yang lebih baik dan memuaskan bagi dirinya. Pekerjaan adalah sumber penghasilan, kesempatan membanggakan diri, serta aktualisasi diri, di samping untuk berbakti sebagai suatu kesempatan hendak nya tidak disia-sia kan dan harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya . bekerja merupakan perwujudan citra manusia dari Tuhan yang di beri kemampuan untuk menguasai alam semesta secara bijaksana dan bertanggung jawab. Karena itu orang yang tidak mau atau malas bekerja adalah orang yang tidak menjunjung martabat diri sendiri sebagai manusia . manusia hanya dapat hidup sebagai pribadi terhormat dan mandiri apabila dapat menghayati diri nya sebagai pribadi yang bertanggung jawab membangun serta memelihara kehidupan yang manusiawi.
Setiap manusia di beri bekal dan kemampuan yang berbeda. Begitu juga dengan pekerjaan , terdapat berbagai macam pekerjaan, yang menyerap waktu, pikiran tenaga. Sebagai imbalannya , orang yang bekerja mempunyai hak balas karya atau penghasilan. Akan tetapi bekerja bukan hanya untuk mencari uang, harta atau kekayaan, melainkan sebagai salah satu perwujudan iman kepada tuhan.

Untuk mendapatkan pekerjaan ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan :

1. Mencari lowongan kerja
Ada beberapa hal yang Harus diperhatikan dalam mencari dan memilih pekerjaan
• Mendafarkan diri ke Departemen Tenaga Kerja/bursa kerja sebagai calon pencari kerja.
• Membaca koran atau majalah yang memuat lowongan kerja
• Melihat informasi lowongan kerja melalaui media elektronik, seperti televisi, internet dan sebagainya.
• Rajin mengunjungi pusat – pusat perkantoran dan pameran bursa kerja.
• Bergaul dan bertanyakepada orang – orang yang sudah kerja.
• Memantapkan rasa percaya diri dan mempromosikan kemampuan yang dimiliki.

2. Mengikuti Tes (seleksi)
Setiap calon tenaga kerja pada umumnya harus mengikuti tes (seleki) terlebih dahulu. Biasanya tes (seleksi) dilaksanakan secara bertahap. Artinya, calon tenaga kerja dapat mengikuti seleksi selanjutnyaapabila telah dinyatakan lulus pada seleksi sebelumnya. Bentuk seleksi tersebut biasanya :
• Seleksi administrasi. Merupakan seleksi bertahap berkas yang dikirim. Kelengkapan berkas persyaratan yang diminta merupakan penentu kelulusan tes ini. Pada umumnya persyartan yang diminta oleh penerima tenaga kerja adalah : surat lamaran, fotocopy ijazah/STTB, fotocopy KTP, Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) dari polisi, pasfoto ukuran 3x4 atau 4x6, dan Daftar Riwayat Hidup.
• Seleksi akademik. Merupan seleksi yang berhubungan dengan penalaran/ kemampuan belajar. Biasanya tes ini bersifat tertulis. Materi te umumnya dalam bidang Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan pengetahuan umum.
• Psikotest (tes kemampuan secara keseluruhan). Psikotes dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian antara pekerjaan dengan kepribadian pelamar kerja. Biasanya tes ini meliputi tes bakat, minat, kecepatan dan ketelitian kerja, sikap kerja, dan sebagainya.
• Tes wawancara. Setelah mengalami beberapa kali seleksi, pihak pencari tenaga kerja biasanya memanggil para pelamar yang memenuhi kriteria penilaian untuk mengikuti wawancara. Dalam wawancara ini, pihak pencari harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk menghadapi wawancara. Pelamar harus berusaha meyakinkan pihak pencari tenaga kerja bahwa dia memiliki kriteria yang dibutuhkan serta memiliki dedikasi yang tinggi. Usahakan jangan melebih – lebihkan kemampuan yang dimiliki sehingga tidak sesuai dengan kenyataan, namun jangan sebaliknya malahan menutupi kemampuan yang dimiliki.
• Seleksi kesehatan (tes fisik). Tes fisik dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana kesesuaian secara fisik antara pelamar kerja dengan tuntutan pekerjaan. Biasanya tes ini meliputi tes penglihatan, pendengaran, ketahanan fisik dan sebagainya.

Minggu, 04 Desember 2011

Biyung

Biyung
Setiap geraknmu sangat di puja…
Tiap lekuknmu sangat dimanja
Tiap desirmu…sangat mempesona
Apa yang ada selalu termakna
Biyung…
Itu dulu
Biyung…
Dirimu kini…..
Eksploitasi..eksplorasi..
Gali..ambil..pakai..
Tanpa perduli…kondisi..
Biyung..
Betapa rentan tubuhmu…
Betapa rapuh….ragamu
Biyung..
Tak ada kata… sedikitpun dari pemujamu
Biyung..
Sekarang kamu rapuh…
Sekarang kamu sekarat….
Sekarang kamu marah…
Airmu……telanlah mereka..
Ainginmu….tiuplah mereka..
Biar ada kata..dari sang pemuja…
Biyung….
Maaf …..maaf….maaf..
Masihkah berguna…
-      Bumiku Maaf –
By: Catur Anggraini

Perencanaan Karier

SMA sebagai salah satu lembaga pendidikan, bertujuan mendidik siswa yang dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. SMA berbeda dengan sekolalh kejuruan, sesuai dengan tujuan lembaga tersebut, maka siswa SMA perlu membuat rencana kelanjutan studi. Dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kasempatan memperoleh pekerjaan yang lebih baik akan semakin besar pula. Apalagi saat ini tidak bisa dipungkiri, persaingan begitu ketat untuk mencari pekerjaan. Disamping itu, didalam agama dikatakan bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu sepanjang hayat; usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala yang besar, kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya/hilangnya keimanan).
Perguruan tinggi yang tepat bukan berarti yang mahal dan terkenal, namun yang sesuai dengan minat, kemampuan akademis, serta kondisi sosial ekonomi, disamping kredibilitas dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Dibawah ini akan dikemukakan berbagai informasi mengenai perguruan tinggi.simaklah informasi tersebut dengan baik, kemudian kerjakan tugas sesuai dengan petunjuk.



1.      Status dan Akreditasi Perguruan Tinggi

Dilihat daristatusnya, perguruan tinggai dibagi dua, yaitu : Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah baik dibawah Departemen Pendidikan Nasional maupun dibawah Departemen lain milik pemerintah. Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang dimiliki dan dikelola oleh perseorangan atau kelompok/ yayasan tertentu. Umumnya, perguruan tinggi negeri mendapat subsidi dari pemerintah dalam pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan. Lain halnya dengan perguruan tinggi swasta, pembiayaan pengelolaan pelaksanaan pendidikan menjadi tanggung jawab perguruan tinggi yang bersangkutan sepenuhnya.
 Pada tahun angaran 1996/1997, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN - PT) melakukan akreditasi putaran pertama terhadap 1357 program studi jenjang S1 dari berbagai pperguruan tinggi mencaku perguruan tinggi negeri, swasta, keagamaan, dan kedinasan. Akreditasi ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Nilai akreditasi berkisar antara A (Baik Sekali), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang), ditinjau dari mutu komponen masukan (input mahasiswa, ketenagaan, sarana/prasarana, kurikulum), proses (pengelolaan lembaga, pengelolaan program, pengelolaan pembelajaran) serta keluaran (hasil kinerja). Status akreditasi diberikan kepada program studi atau jurusan yang ada di suatu perguruan tinggi, bukan kepada perguruan tinggi tersebut. Suatu program studi yang telah dinyatakan terakreditasi oleh BAN – PT berhak menyelenggarakan sendiri semua  kegiatannya. Artinya mahasiswa tidak lagi mengikuti ujian negara yang dilaksanakan oleh Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis). Selain itu, ijazah yang diterima setelah lulus cukup disahkan oleh perguruan tinggi tersebut.
Ada dua jenis akreditasi yang diberikan pemerintah kepada program studi di perguruan tinggi :
·         Status terdaftar, Diakui atau Disamakan – diberikan kepada program studi di perguruan tinggi swasta.
·         Status Terakreditasi atau Nir – Akreditasi – diberikan kepada semua perguruan tnggi.

2.      Jalur dan Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi

Ada dua jalur pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu jalur akadmik dan jalur profesional. Jalur akademik (biasanya disebut jenjang sarjana/S1), lebih menekankan pada penguasan ilmu pengetahuan serta pengembangan. Setelah lulus dari jalur ini, mahasiswa berhak memperoleh  gelar dan terbuka kesempatann untuk terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (pasca sarjana). Masa studi program sarjana minimal 8 semester. Jalur pendidikan akademi diselenggarakan oleh universitas, institut serta sekolah tinggi.
Jalur profesional (sering disebut jenjang diploma) menerapkan pada penerapan keahlian tertentu. Mahasiswa diarahkan pada peningkatan kemampuan atau keterampilan kerja, serta mengutamakan aplikasi ilmu dan teknologi. Setelah lulus mahasiswa memperoleh sebutan profesionl, serta siap memasuki dunia kerja. Masa studi program diploma umumnya 2 (dua) semester untuk D1, 4 (empat) semester untuk D2, dan 6 semester untuk D3. Pendidikan profesional diselenggarakan oleh universitas, institut, akademi, sekolah tinggi, dan politeknik.


3.      Jenis Perguruan Tinggi

Secara umum perguruan tinggi di Indonesia dibedakan menjadi 5 (lima) jenis, yaitu: Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademik dan Politeknik. Masing – masing jenis memillikki karakter yang berbeda.
a.      Universitas, menyelenggarakan program pendidikan akademik (sarjana) dan/atau profesional (diploma) dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Universitas memiliki program studi paling beragam, mulai dari ilmu eksekta sampai sosial.
b.      Institut, menyelenggarakan program pendidikan akademi (sarjana) dan/ atau profesional (diploma) dalam kelompok ilmu pengetahhuan sejenis, misalnya, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknilogi Bandung, dan sebagainya.
c.       Sekolah Tinggi, menyelenggarakan program pendidikan akademi (sarjana) dan/ atau profesional (diploma) dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), dan sebagainya.
d.      Akademi, menyelenggarakan progran pendidikan professional (diploma) dalam satu atau sebagai cabang ilmu pengetahuan tertentu, misalnya Akademi Bahasa, Akademi Sekretaris, Akademi Perawat, dan sebagainya.
e.       Politeknik, menyelenggarakan progran pendidikan professional (diploma) dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus, misalnya Politeknik Elektro, Politeknik Manufaktur, dan sebagainya.

4.      Sistem Penerimaan Mahasiswa

Setiap perguruan tinggi mempunyai cara tersendiri dalam menjaring mahasiswanya. Secara garis besar sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri dilaksanakan secara non test (penelusuran bakat, minat, dan kemampuan), tes (ujian saringan masuk) yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan, dan SPMB.
Sistem penerimaan mahasiswa baru non tes dilaksanakan melalui penelusuran bakat, minat, dan kemampuan dari calon mahasiswa. Biasanya perguruan tinggi akan mengirimkan undangan (edaran) tentang penerimaan mahasiswa secara non tes kepada sekolah menengah atas dengan persyaratan tertentu, antara lain: siswa menduduki peringkat 1 kelas X (sepuluh) semester I sampai dengan kelas XII semester V, adanya persyaratan nilai minimum pada mata pelajaran tertentu, atau memiliki prestasi pada bidang seni/olah raga dan lain – lain. Istilah yang digunakan oleh setiap perguruan tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru secara non tes berbeda – beda, seperti : PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) untuk UNJ (Universitas Negeri Jakarta), PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar) untuk UI (universitas Indonesia), PSSB (Program Seleksi Siswa Berpotensi) untuk Universitas Diponegoro, PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) unruk Universitas Gajahmada, dan sebagainya.
Ujian Tulis secara mandiri dilaksanakan oleh sebagian besar perguruan tinggi negeri di Indonesia. Ujian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaring mahasiswa yang berpotensi secara akademik melalui tes tetapi tidak melalui SPMB.
SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) merupakan seleksi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri bersama yang diselenggarakan oleh Panitia Tetap (PanTap)yang mendapat mandat Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. SPMB diselenggarakan di kota tempat Perguruan Tinggi Negeri anggota berada dan di kota – kota lain yang dianggap strategis. Seleksi ujian diselenggarakan pada saat yang bersamaan dan menggunakan soal yang sama atau setara. Proses seleksi dilakukan secara terputusdengan bantuan komputer. Hasil seleksi diurutkan dari nilai tertinggi sampai dengan terendah, kemudian dialokasikan berdasarkan pilihan program studi.

5.      Sistem Belajar di Perguruan Tinggi

Sistem belajar di perguruan tinggi berbeda dengan di SMA, terutama dalam metode belajar – mengajarnya. Di SMA, siswa banyak sekalli menerima mata pelajaran, tetapi di perguruan tinggi mahasiswa mendapat mata kuliah lebih terfokus pada jurusan atau program studi yang dipilihnya, kecuali mata kulih umum yang wajib bagi mahasiswa tahun pertama, seperti agama dan budaya. Disampping itu, di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk dapat belajar mandiri mencari materi perkuliahan sendiri baik dari buku – buku di perpustakaan, textbook, atau internet. Dosen berperan sebagai pembimbing, mereka lebih suka diajak diskusi dari pada menjelaskan materi perkuliahan secara detail.
Sistem belajar di perguruan tinggi dikenal dengan Sistem Kredit Semester (SKS),yaitu cara untuk mengukur beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, maupun penyelenggaraan program dalam satuan kredit. Satu SKS meliputi kegiatan pendidikan selama 45 – 50 menit perminggu. Untuk berhasil lulus, setiap jenjang pendidikan harus menyelasaikan jumlah SKS yang berbeda :
·         Program Diploma 1 (D1), jumlah SKS 40 – 50, lama studi 2 – 4 semester
·         Program Diploma 2 (D2), jumlah SKS 80 – 90, lama studi 4 – 6 semester
·         Program Diploma 3 (D3), jumlah SKS 110 – 120, lama studi 8 – 10 semester
·         Program Diploma 4 (D4), jumlah SKS 144 – 160, lama studi 8 – 14 semester
·         Program Sarjana (S1), jumlah SKS 144 – 160, lama studi 8 – 14 semester

Kamis, 24 November 2011

ESQ mendasari perencanaan masadepan

Seorang individu dapat dikatakan sukses apabila ia dapat mewujudkan dirinya dalam kemandirian, serta dapat berbuat sesuatu untuk orang lain. Dengan kata lain, individu dikatakan sukses apabila ia berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Kesuksesan individu dapat diperoleh pada bidang akademis, sosial atau karier.
Kesuksesan akademis, merupakan keberhasilan individu dibidang akademis, artinya seseorang yang telah berhasil menyelesaikan jenjang pendidikannya sampai dengan perguruan tinggi ( S1, S2, S3 ). Kemudian dengan keahliannya tersebut ia dapat berkarya dan hasilnya dapat dimanfaatkan dan diakui orang lain, contoh : Dokter, Designer, Guru, Profesor, dan sebagainya.
Kesuksesan non akademis, merupakan keberhasilan individu dibidang non akademis,  artinya seseorang yang telah berhasil dalam kehidupannya secara sosio – ekonomis, tanpa melalui jenjang pendidikan perguruan tinggi, namun hanya melalui kursus atau pelatihan singkat praktis, kemudian dapat berkarya dan hasilnya dapat dimanfaatkan dan diakuai orang lain, contoh : perbengkelan, penjahit, salon, dan sebagainya.
Kesuksesan talenta, merupakan keberhasilan individu yang diperoleh dari bakat yang dimilikinya, sehingga dengan kelebihannya tersebut individu dapat sukses dalam kehidupannya secara sosial ekonomi, contoh : Rudi Hartono sukses melalui bakat bulu tangkis, Krisdayanti sukses melalui bakat menyanyi dan sebagainya.
Kesuksesan pengalaman, merupakan keberhasilan individu yang diperoleh melalui pengalaman hidupnya, yang kemudian diterapkan untuk meningkatkan taraf hidupnya secara sosial ekonomi, contoh : Gudeg Bu Citro, Ayam Goreng Suharti, dan sebagainnya.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa, kesuksesan tidak diperoleh dengan sendirinya, tetapi melalui kerja keras dan usaha yang sungguh – sungguh. Dalam ssalah satu fiman dalan agama Islam dikatakan bahwa Tuhan tidak akan mengubah naib suatu kaum kecuali atas usaha yang dilakukannya. Namun demikian hal tersebut tidaklah cukup, setiap usaha harus diawali dengan berdoa, disyukuri pasa setiap keberhasilannya, dan disertai dengan kepercayaan terhadap takdir dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia boleh berusaha tetapi Tuhanlah yang akan menentukan hasilnya.



A.    Dimensi IQ, EQ, dan  SQ pada satu garis orbit @ God Spot @

Secara garis besar manusia memiliki 3 ( tiga ) macam kecerdasan, yaitu : Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual.
Kecerdasan Intelektual, yaitu : keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif dengan menggunakan logika/ rasio. Satuan Kecerdasan Intelegensi disebut IQ ( Intellegency Quotient ).
Kecerdasan emosi, diartikan sebagai kemampuan untuk memotivasi diri sendiri  dan bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih – lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar tidak stres; tedak melumpuhkan  kemampuan berfikir serta berempati dan berdoa ( Sukidi, 2002 ). Satuan Kecerdasan Emosi disebut ( Emotional Quotient ).
Kecerdasan Spiritual, diartikan sebagai kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya; memungkinkan individu berfikir secara kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati, menghidupkan kebenaran paling dalam, mewujudkan hal yang terbaik, utuh dan manusiawi dalam batin; gagasan, energi, visi, dorongan dan arah panggilan hidup mengalir dari dalam. Suatu kesadaran yang hidup bersama cinta, pencarian manusia akan makna hidup yang arif dan bijak secara spiritual, dapat menyikapi segala sesuatu leih jernih dan benar sesuai hati nurani ( Ary Ginanjar, 2004 ). Kecerdasan Spiritual disebut Spiritual Quotient (SQ).
Kecerdasan emosi (EQ) berbeda dengan kecerdasan kognitif (IQ). Kecerdasan kognitif relatif tidak berubah, sedangkan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pembiasaan yanga berkelanjutan serta aktivitas sehari – hari. Yang menjadi pertanyaan adalah faktor manakah yang lebih berperan? Mengapa anak yang ber – IQ tinggi tidak sukses, sementara orang ber – IQ rata- rata menjadi sangat sukses?
Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosi memiliki peran yang jauh lebih penting dibanding kecerdasan intelektual. Kecerdasan otak hanya merupakan syarat minimal untuk meraih keberhasilan. Kecerdasan emosilah yang sesungguhnya mengantar seseorang menuju puncak prestasi. Manusia adalah makhluk dua dimensional yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi dan intrelegensi yang baik (EQ dan IQ) dan penting pula penguasaan hubungan vertikal dengan Tuhan atau Spiritual Quotient (SQ). Dengan kata lain, setiap individu harus memiliki IQ, EQ, dan SQ dalam satu kesatuan integral.
ESQ merupakan sebuah mekanisme sistematis untuk me “manage” ketiga dimensi IQ, EQ, dan SQ kedalam satu kesatuan yang integral. Keintegralan tersebut akan menghasilkan energi yang dahsyat yaitu spirit kehidupan. Suatau kekuatan spirit dalam orbit “God Spot” (Titik Tuhan). Orbit “God Spot” adalah sebuah titik di alam otak manusia, yang memantulkan sinyal berupa gelombang getaran ketika seseorang berbicara dan beraktivitas yang menyangkut agama/ topik – topik spiritual.
 
B.    ESQ Sebgai Dasar Perencanaan Masa Depan

Emosional Spiritual Quotient (ESQ) sangat diperlukan oleh setiap individu dalam menjalani seluruh kehidupan. Kemampuan menghidupkan kebenaran paling dalam, artinya mewujudkan hal yang terbaik, utuh dan paling manusiawi dalam suatu kesadaran diri bersama cinta terhadap sesama dan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kecerdasan emosi dan spiritual individu akan bertindak arif, bijaksana, dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih, dan cendrung mengisi hidup dengan sesuatu yaanga bermakna.
Kecerdasan emosi dan spiritual membimbing kita dalam merencanakan masa depan. Kesadaran akan kemampuan diri, kemampuan mengelola emosi yanga baik akan sangat bermanfaat apabila disertai dengan kesadaran adanya kekuasaan sari Tuhan Yang Maha Esa. Manakala kita dihadapkan pada berbagia permasalahan, segala usaha telah kita lakukan, Tuhan jualah yang menentukan hasilnya. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin apabila Tuhan menghendaki.
Kecerdasan emosional spiritual terdapat di dalam hati kecil setiap individu. Berusahalah untuk mendengarkan suara hati, karena ‘dia’ lah yang paling jujur dan bijaksana dalam hidup Anda.

Rabu, 23 November 2011

PENGUMUMAN FINALIS LKTM DAN LKTI PEKAN PENDIDIKAN ILMIAH 2011 ~ UKIM UNESA

Syukur Alhamdulilah, dari proses penjurian yang begitu ketat, akhirnya terpilih 6 Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) SMA Sederajat Tingkat Nasional 2011 dalam acara Pekan Pendidikan UKIM Universitas Negeri Surabaya sebagai berikut.

1.
Dwi Alfani’matin
SMAN 1 KREMBUNG
Potensi Kerang Darah (Anadara granosa) sebagai Nugget Lafante dalam Upaya Pemenuhan Gizi Pangan dan Diversifikasi Produk Home Industri
947,5
Erlyta
085730930770
2.
Nur Hidayah
SMAN 1 PURWANTORO
Kolektor Surya Sebagai Alternatif Sumber Energi Panas di Masa Depan
932.5
Erti
085731159175
3.
Pungky Hertanto
SMAN 1 NGORO-MOJOKERTO
Kombinasi Ekstrak Daun Nilam dan Kulit Alpukat sebagai Bioaktif Penahan Radiasi Ultraviolet melalui Uji In Vivo Cacing Tanah.
902,5
Eko
085733203070
4.
Siti Rodliyatin
SMAN 3 TUBAN
Pemanfaatan Getah Pohon Pisang Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Perekat pada Pewarnaan Batik
890
Sri Ningsih
085730011448
5.
Yahya Agung Syahroni
SMAN 3 LUMAJANG
Pemanfaatan sekam Padi sebagai Bahan Utama Pembuatan Kertas
860
Aris
085732327681
6.
Siti Khotimah
SMAN 3 LUMAJANG
Pembuatan Briket dari Limbah Kulit Pisang sebagai Alternatif Sumber Energi Baru Terbarukan Di Indonesia
852,5
Ikrom
081515477643
Kami ucapkan SELAMAT bagi para FINALIS, bagi yang belum Lolos jangan patah semangat, Jadikanlah kegagalan sebagai proses untuk meningkatkan kualitas diri….. SALAM ILMIAH
Perhatian:
Untuk surat pengumuman finalis yang digunakan untuk bukti kepada instansi yang bersangkutan sebagai pengajuan permohonan dana sedang kami proses. Dan akan kami kirim via e-mail pada hari kamis.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review